Tuesday, October 6, 2009

Mengunjungi KLM Pearl

Bentuk utuh kapal saat bersandar di Sunda Kelapa.


MINGGU
27 Juni lalu, saya bersama teman-teman Komunitas Klasik Indonesia -sebuah grup pecinta "klasikisme" yang berpangkalan di facebook- mengunjungi KLM Pearl, kapal Phinisi tradisional yang sedang "mampir" di pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.

Kapal tradisional tersebut adalah kapal kayu yang didesain dan dirakit di sebuah desa terpencil di Tanjung Bira, 200 km arah utara kota Makassar. Meski bentuknya tampak tak jauh berbeda dengan rata-rata kapal yang sedang berlabuh di Sunda Kelapa, fungsi KLM Pearl berbeda. Ia bukanlah kapal angkut barang, tetapi "kapal wisata" yang akan dikirim ke Karibia, untuk dijadikan restoran terapung.




Tiang layar KLM Pearl yang menjulang tinggi.


Kapal pesanan seorang pengusaha restoran di AS tersebut berbobot 400 gross ton (GT), dan memiliki panjang 38 meter, lebar 9 meter, serta tinggi tiang 12 meter yang dihiasi tujuh layar. Pembuatannya sendiri menghabiskan dana sekitar 3 miliar rupiah dan memakan waktu hampir setahun.

Tour mengunjungi KLM Pearl adalah kali pertama komunitas ini bertemu di darat dan sekaligus menjadi "tanda" peresmian Komunitas Klasik Indonesia.


Seorang ABK menceritakan pengalamannya berlayar pada peserta tour.


Peserta tour menandatangani kaos.


Peresmian "Komunitas Klasik Indonesia"di atas KLM Pearl.



View Kota Jakarta dari KLM Pearl.


Pak Tua, tukang perahu, di antara dua Kapal Layar Motor. Sebelah kiri adalah KLM Pearl.

Ketika Kelompok Mereka Masih Legal

JAKARTA 2 Juni 2013, Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan acara "Muktamar Khilafah" yang digelar di Gelora Bung Karno. Dihadiri ribu...